Bibit Unggul Nyamplung (Calophyllum inophyllum)
https://expo2025indonesia.id/business-forum/indonesia-green-gold-project-agroforestry-nyamplung-bioenergy-decarbonization
Bibit Unggul Nyamplung (Calophyllum inophyllum)
Dari Tegakan Benih Provenan (TBP) Tersertifikasi
PT Panduwijayanegara secara konsisten mengembangkan bibit unggul pohon Nyamplung dari sumber benih Tegakan Benih Provenan (TBP) yang telah melalui seleksi genetik dan uji adaptasi lokasi. Bibit ini memiliki potensi luar biasa dalam mendukung restorasi ekosistem, penyimpanan karbon alami, dan ekonomi hijau berkelanjutan.
KELEBIHAN UTAMA
- ✅ Berbuah cepat: mulai berbuah dalam waktu ±2 tahun
- ✅ Rendemen minyak tinggi: hingga 70% dari biji
- ✅ Tahan kekeringan & salinitas tinggi
- ✅ Adaptif di lahan marginal: cocok untuk pesisir, eks tambang, bantaran sungai, dan lahan kritis
MANFAAT STRATEGIS
- Restorasi ekosistem: rehabilitasi pesisir, DAS, dan hutan rusak
- Penyimpanan karbon: menciptakan carbon stock alami jangka panjang
- Bioenergi berkelanjutan: minyak biji sebagai bahan biofuel
- Biofarmasi: bahan baku senyawa aktif alami untuk kesehatan
- Pakan ternak rendah metana: dari bungkil (ampas) biji
- Biochar & briket: dari cangkang buah untuk energi padat
Solusi Ekologi, Energi, dan Ekonomi
Bibit unggul Nyamplung dari TBP bukan hanya solusi untuk menanggulangi krisis iklim dan kerusakan lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi transisi energi hijau, inovasi bioekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal melalui model agroforestry yang inklusif dan regeneratif.
Nyamplung juga berfungsi sebagai carbon stock alami, yaitu penyimpanan karbon dalam biomassa pohon, tanah di sekitarnya, dan sistem akar, yang berperan penting dalam menstabilkan iklim global. Pada ekosistem gambut dan kars yang sangat rentan, penanaman Nyamplung dapat mendukung restorasi ekologis sekaligus menyimpan karbon jangka panjang (Murdiyarso et al., 2015).
Referensi :
- 1. Daud, R. D., et al. (2019). Potensi Serapan Karbon oleh Tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) di Lahan Pantai Kabupaten Takalar. Jurnal Sylva Lestari, 7(2), 177-186.
- 2. Prawirodigdo, S. (2008). Prospek Pengembangan Nyamplung (Calophyllum inophyllum) sebagai Sumber Energi Alternatif. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Biomassa, BPPT.
- 3. Soerianegara, I., & Indrawan, A. (2008). Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: IPB Press.
- 4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2020). Pedoman Rehabilitasi Lahan Kritis Berbasis Agroforestri.
- 5. Yuliani, N., et al. (2021). Pemanfaatan Bungkil Biji Nyamplung sebagai Pakan Ternak Alternatif. Jurnal Peternakan Tropika, 9(3), 154–160.
- 6. Baral, B., et al. (2022). Bioenergy Production from Calophyllum inophyllum: A Viable Pathway for Sustainable Energy Transition. Bioenergy, 6, 45–60.